Burung Manyar | Tempua Ploceus Philippinus

Burung Manyar | Tempua Ploceus Philippinus
Burung Manyar | Tempua Ploceus Philippinus

Burung manyar atau burung tempua adalah burung kecil yang termasuk dalam keluarga Ploceidae, yang dikenal dengan kemampuannya membangun sarang yang sangat khas dan rumit.

Burung ini banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, dan sebagian kecil di wilayah India bagian selatan.

Nama Umum: Burung Manyar, Burung Tempua
Nama Ilmiah: Ploceus philippinus
Keluarga: Ploceidae (Keluarga Burung Peminat Sarang)

1. Deskripsi Fisik Burung Manyar

Burung manyar memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, dengan panjang sekitar 15 cm. Burung ini umumnya memiliki tubuh yang ramping dan ekor yang agak pendek. Warna bulu mereka sangat mencolok, terutama pada burung jantan, yang biasanya memiliki bulu dengan nuansa kuning cerah, kombinasi hitam dan kuning pada bagian dada dan kepala, serta bagian punggung yang lebih coklat atau zaitun.

  • Jantan Dewasa: Burung manyar jantan dewasa cenderung memiliki warna yang lebih mencolok, dengan bulu kepala berwarna kuning terang dan tubuh bagian bawah yang juga berwarna kuning cerah, disertai dengan garis hitam pada bagian dada dan punggung. Saat musim kawin, jantan akan menunjukkan warna-warna yang lebih mencolok untuk menarik perhatian betina.
  • Betina dan Burung Muda: Betina dan burung muda biasanya memiliki warna bulu yang lebih kusam dan kurang mencolok dibandingkan dengan jantan dewasa. Warna bulu mereka cenderung lebih coklat atau kehijauan, dengan sedikit aksen kuning di beberapa bagian tubuh.

2. Sebaran dan Habitat Burung Manyar

Burung manyar tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, dan wilayah India bagian selatan. Mereka umumnya dapat ditemukan di daerah dataran rendah, terutama di sekitar lahan pertanian, rawa-rawa, padang rumput terbuka, serta dekat dengan pemukiman manusia. Burung ini menyukai habitat yang kaya dengan sumber makanan seperti biji-bijian, serangga, dan tanaman padi.

  • Habitat Favorit: Tempat terbuka dengan rerumputan atau tanaman padi yang menyediakan sumber makanan bagi mereka. Mereka juga sering ditemukan di sekitar daerah pertanian dan perdesaan.

3. Perilaku Burung Manyar

  • Sosial dan Komunal: Burung manyar termasuk dalam burung sosial yang sering ditemukan dalam kelompok besar, terutama pada musim migrasi atau saat mencari makan. Kelompok ini sering terlihat bergerombol di pohon-pohon atau rerumputan sambil mencari biji-bijian atau serangga.
  • Kehidupan Berkelompok: Selain dalam pencarian makanan, mereka juga sangat sosial dalam hal berkoloni dan berkolaborasi untuk membangun sarang. Sarang yang mereka bangun tidak hanya digunakan untuk bertelur, tetapi juga sebagai tempat berlindung dari predator.

4. Sarang Burung Manyar

Salah satu ciri khas burung manyar adalah kemampuannya dalam membangun sarang yang sangat rumit dan terstruktur. Sarang manyar biasanya terbuat dari rerumputan, daun, dan serat-serat tanaman lainnya yang dianyam dengan sangat rapat.

  • Sarang Gantung: Sarang burung manyar berbentuk seperti kantung yang digantung pada cabang-cabang pohon. Bentuknya yang unik menyerupai kantung yang digantung atau sarang berbentuk bola ini memberikan perlindungan terhadap predator. Burung manyar jantan biasanya membangun sarang dengan tujuan untuk menarik perhatian betina. Jika sarang yang dibangun menarik perhatian betina, barulah betina tersebut memilih jantan sebagai pasangan dan bersedia untuk bertelur.
  • Proses Pembuatan Sarang: Proses pembuatan sarang dimulai dengan jantan yang mengumpulkan bahan-bahan sarang dan mulai merajutnya dengan sangat terampil. Sarang yang berhasil akan memiliki bentuk yang cukup kompleks dan cukup kuat untuk menahan angin atau hujan.

5. Reproduksi Burung Manyar

  • Musim Kawin: Musim kawin bagi burung manyar biasanya dimulai saat cuaca mulai menghangat, dan banyaknya sumber makanan seperti padi dan biji-bijian. Jantan yang sudah siap kawin akan membangun sarang dengan bentuk yang paling menarik, dan betina akan memilih pasangan berdasarkan kualitas sarang yang dibangun oleh jantan.
  • Telur dan Penetasan: Betina biasanya akan bertelur 2 hingga 4 butir dalam satu kali bertelur. Setelah bertelur, betina yang akan mengerami telur tersebut, sementara jantan akan menjaga sarang dari potensi ancaman predator. Telur burung manyar berwarna putih kehijauan dengan bercak-bercak coklat atau abu-abu.
  • Pengeraman dan Perawatan Anak: Setelah telur menetas, kedua induk akan bergantian merawat anak-anaknya, memberi mereka makanan berupa biji-bijian dan serangga yang mereka temukan. Anak-anak burung manyar akan belajar terbang dalam waktu sekitar 2 hingga 3 minggu setelah menetas.

6. Makanan Burung Manyar

Burung manyar adalah burung pemakan biji-bijian dan serangga. Mereka sering ditemukan di area pertanian atau ladang padi, tempat mereka mencari biji-bijian dan tanaman padi sebagai sumber makanan utama mereka. Selain itu, mereka juga memakan serangga kecil, seperti belalang dan ulat, yang ditemukan di sekitar habitat mereka.

7. Peran Ekologis Burung Manyar

Burung manyar memiliki peran penting dalam ekosistem mereka, terutama dalam menyebarkan biji-bijian dan membantu mengendalikan populasi serangga. Dalam beberapa hal, mereka dapat dianggap sebagai pengendali hama alami di ladang-ladang pertanian.

8. Status Konservasi Burung Manyar

Secara umum, burung manyar tidak termasuk dalam spesies yang terancam punah. Mereka masih banyak ditemukan di habitat alami mereka, meskipun mereka juga sering beradaptasi dengan kehidupan dekat manusia, seperti di ladang pertanian dan pemukiman. Meski demikian, hilangnya habitat alami dan penggunaan pestisida di ladang pertanian bisa menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup mereka.

9. Kaitan dengan Budaya Burung Manyar

Di beberapa negara Asia Tenggara, burung manyar dianggap sebagai simbol keberuntungan, terutama di Indonesia dan Malaysia. Mereka sering kali ditemukan di sekitar pemukiman, dan dalam beberapa budaya, mereka dipercaya membawa keberuntungan bagi petani yang memiliki ladang padi.

10. Perbedaan dengan Spesies Lain dalam Keluarga Ploceidae

Ploceus philippinus adalah salah satu spesies dari keluarga Ploceidae yang dikenal dengan perilaku sosial dan kemampuan membangun sarang. Beberapa spesies lain dalam keluarga ini, seperti burung manyar kepala hitam (Ploceus melanocephalus), memiliki penampilan dan perilaku serupa, tetapi dengan perbedaan warna dan kebiasaan dalam hal tempat bertelur dan cara membangun sarang.

Kesimpulan:

Burung manyar atau tempua adalah spesies burung yang menarik dengan perilaku sosial yang tinggi dan kemampuan luar biasa dalam membangun sarang. Dengan distribusi yang luas di Asia Tenggara, burung ini memainkan peran ekologis yang penting dalam mengendalikan serangga dan menyebarkan biji-bijian. Mereka juga menjadi simbol keberuntungan dalam beberapa budaya, menambah daya tarik mereka di masyarakat.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post
Burung Bondol Dada Sisik atau lonchura punctulata

Burung Bondol Dada Sisik | lonchura punctulata

Next Post
Burung Cucak Kuricang atau Kutilang Emas (Pycnonotus Atriceps)

Burung Cucak Kuricang atau Kutilang Emas (Pycnonotus Atriceps)

Related Posts
Total
0
Share