إِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَمِعَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ تُقْرَأُ فِي بَيْتٍ، خَرَجَ مِنْهُ
“Sesungguhnya setan, apabila mendengar surat Al-Baqarah dibacakan dalam rumah, maka dia akan keluar dari rumah itu.” (HR. Ad-Darimi 3422, At-thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir 8642).
لا تجعلوا بيوتكم مقابر، إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة
“Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan.
Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim 780, At-Turmudzi 2877)
اَللهُ لآَإِلهَ إِلاَّهُوَالْحَىُّ الْقَيُّوْمُ ج لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ ط لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ قلى مَنْ ذَالَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه اِلاَّبِاِذْنِه ط يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ ج وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِه اِلاَّبِمَاشَآءَ ج وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ ج وَلاَيَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
”Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa naum.Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh.Man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih.Ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum.Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min ‘ilmihii illaa bi maa syaa-a.Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardha wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim. ”
Artinya
”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS : Al-Baqarah : 255)”
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya:
Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Telah ku ciptakan jin dan manusia, hanya untuk menyembahku. (ad-Dzariat: 56)
وأنا منا الصالحون ومنا دون ذلك كنا طرائق قددا
Sungguh di antara kami ada yang shaleh dan ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (al-Jin: 11)
ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن والإنس لهم قلوب لا يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم آذان لا يسمعون بها أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم الغافلون
Sungguh Kami jadikan kebanyakan jin dan manusia sebagai penghuni jahanam, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah makhluk yang lalai. (al-A’raf: 179)
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
(setan) dari golongan jin dan mausia. (an-Nas: 6)
الشيطان في اللغة مأخوذ من شطن إذا بعد فهو بعيد بطبعه عن طباع البشر وبعيد بفسقه عن كل خير
“Syaitan memiliki karakter yang jauh dari watak manusia dan jauh dari perilaku kebaikan.” Imam Rafi’i dalam kitab Al-Misbahul Munir menulis,
والشيطان هو كل عات متمرد من الجن والإنس والدواب
“Setan adalah setiap sesuatu yang buruk yang berasal dari jin, manusia dan binatang.” Pendapat itu juga diperkuat oleh Ja’far Syariat Madari dalam Syarh wa Tafsir Lughat Quran. Tidak hanya sekali Allah berfirman bahwa setan adalah golongan jin dan manusia, dalam al-An’am 112 ditegaskan.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ
Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin.
Siapakah Iblis Itu?
Iblis dalam etimologi bahasa Arab diambil dari kata balasa yang artinya tidak mempunyai kebaikan sedikit pun (man la khaira ‘indah). Sebagian pakar bahasa Arab ada pula yang mengatakan diambil dari kata ablasa yang berarti putus asa.
Iblis putus asa dari rahmat Allah karena ia sombong dan enggan sujud kepada Nabi Adam alaihissalam sehingga diusir dari surga. Allah berfirman,
قال ما منعك ألا تسجد إذ أمرتك قال أنا خير منه خلقتني من نار وخلقته من طين
Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) ketika Aku (Allah) menyuruhmu?” Iblis menjawab, “aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. (al-A’raf: 12)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
Ingatlah ketika Kami berkata kepada para malaikat, “Sujudlah kallian kepada Adam!” maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah. (Al-Kahfi: 50)
Ayat pertama menerangkan bahwa Iblis diciptakan dari api : jin dari api. Ayat kedua menegaskan bahwa Iblis bagian dari bangsa jin.
قال فأنظرني إلى يوم يبعثون
Tangguhkan (umur) aku hingga hari mereka kebangkitan. (al-A’raf: 14)
Kemudian setelah diusir dari dalam surga, iblis meminta diberikan umur panjang sampai hari kiamat. Berdasarkan ayat di atas, hanya iblis yang memiliki umur panjang sedangkan jin lainnya mati seperti manusia, itupun hanya sampai hari kiamat.
Setelah dipanjangkan umur, iblis pun berjanji akan menggoda adam besera keturunannya. Silakan baca surat al-A’raf ayat 12-20. Wallahu a’lam bi showab.
Referensi:
konsultasisyariah.com/10504-perbedaan-jin-setan-dan-iblis.html
https://www.islampos.com/
http://www.eramuslim.com/