Antibiotika
adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroba ( terutama oleh fungsi
dan bakteri tanah) yang memiliki khasiat yang mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif
kecil.
adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroba ( terutama oleh fungsi
dan bakteri tanah) yang memiliki khasiat yang mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif
kecil.
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (
khususnya dihasilkan oleh fungi) atau secara sintetik yang dapat membunuh
atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain.
(Munaf dan Chaidir, 1994)
Tujuan
Pemberian Antibiotika
Pemberian Antibiotika
Tujuan dari
pemberian antibiotika ada 2 macam,
yaitu:
pemberian antibiotika ada 2 macam,
yaitu:
1. Penggunaan
Antibiotik dan profilaktis
Antibiotik dan profilaktis
Antibiotika digunakan untuk
penderita yang belum terkena infeksi, terapi diduga mempunyai peluang besar
untuk mendapatkannya atau bila terkena infeksi dapat menimbulkan dampak buruk
bagi penderita.
penderita yang belum terkena infeksi, terapi diduga mempunyai peluang besar
untuk mendapatkannya atau bila terkena infeksi dapat menimbulkan dampak buruk
bagi penderita.
2. Penggunaan
Antibiotika Terapi
Antibiotika Terapi
Pemberian Antibiotika terapi
dilakukan atas dasar penggunaannya secara empirik atau terarah pada kuman
penyebab yang diketemukannya. Penggunaan antibiotika secara empirik adalah
pemberian antibiotika pada kasus infeksi yang
belum diketahui jenis kumannya. antibiotika diberikan berdasarkan
data epidemiologi kuman yang ada. Bersamaan dengan itu, segera dilakukan
pemeriksaan kuman dan uji kepekaan kuman.
dilakukan atas dasar penggunaannya secara empirik atau terarah pada kuman
penyebab yang diketemukannya. Penggunaan antibiotika secara empirik adalah
pemberian antibiotika pada kasus infeksi yang
belum diketahui jenis kumannya. antibiotika diberikan berdasarkan
data epidemiologi kuman yang ada. Bersamaan dengan itu, segera dilakukan
pemeriksaan kuman dan uji kepekaan kuman.
Penggunaan
Antibiotika secara terarah adalah Pemberian Antibiotika pada kasus unfeksi yang
telah diketahui jenis kumannya. Antibiotika yang dipilih hendaknya yang paliing
efektif., paling aman dengan spectrum yang sempit. Cara pemberiannya hendaknya
berdasarkan tempat dan berat dari infeksinya. ( Depkes RI, 1992)
Antibiotika secara terarah adalah Pemberian Antibiotika pada kasus unfeksi yang
telah diketahui jenis kumannya. Antibiotika yang dipilih hendaknya yang paliing
efektif., paling aman dengan spectrum yang sempit. Cara pemberiannya hendaknya
berdasarkan tempat dan berat dari infeksinya. ( Depkes RI, 1992)
Kewaspadaan
Terhadap Pemakaian Antibiotika
Terhadap Pemakaian Antibiotika
Dalam
penggunaan Antibiotika diperlukan adanya kewaspadaan karena dapat timbul
berbagai efek samping, antara lain:
penggunaan Antibiotika diperlukan adanya kewaspadaan karena dapat timbul
berbagai efek samping, antara lain:
a. Gejala
Resistensi
Resistensi
Pada
pengobatan yang tidak cukup yaitu terlalu singkat waktunya atau terlampau lama
dengan dosis terlalu rendah atau digunakan pada pengobatan yang tidak perlu
misalnya pada luka kecil. Dimana bakteri akan memberikan perlawanan terhadap
kerja antibiotika. Bila sudah terjadi resistensi, antibiotika ini tidak efektif lagi untuk melawan kuman tersebut dan pada
pengobatan selanjutnya harus diganti dengan antibiotika lain yang mempunyai
khasiat yang sama.
pengobatan yang tidak cukup yaitu terlalu singkat waktunya atau terlampau lama
dengan dosis terlalu rendah atau digunakan pada pengobatan yang tidak perlu
misalnya pada luka kecil. Dimana bakteri akan memberikan perlawanan terhadap
kerja antibiotika. Bila sudah terjadi resistensi, antibiotika ini tidak efektif lagi untuk melawan kuman tersebut dan pada
pengobatan selanjutnya harus diganti dengan antibiotika lain yang mempunyai
khasiat yang sama.
Hampir
semua antibiotika dapat menimbulkan
resistensi, misalnya Penisilin, Streptomosin, Tetrasiklin dan turunannya.
Antibiotika yang hanya sedikit dapat menimbulkan resistensi yaitu Kloramfenikol.
semua antibiotika dapat menimbulkan
resistensi, misalnya Penisilin, Streptomosin, Tetrasiklin dan turunannya.
Antibiotika yang hanya sedikit dapat menimbulkan resistensi yaitu Kloramfenikol.
b. Gejala
Kepekaan yang disebut alergi,
Kepekaan yang disebut alergi,
contohnya : Penisilin bila diberikan kepada
seseorang yang tidak tahan (peka) dapat menimbulkan bintik-bintik merah,
gatal-gatal bahkan dapat sampai pingsan ( Shock anephylaxis).
seseorang yang tidak tahan (peka) dapat menimbulkan bintik-bintik merah,
gatal-gatal bahkan dapat sampai pingsan ( Shock anephylaxis).
c. Super Infeksi,
yaitu seseorang yang telah ketularan suatu
kuman, ketularan kuman sekali lagi dengan kuman yang sama. Ini terutama terjadi
pada pemakaian Antibiotika spectrum luas, karena
kegiatannya demikian luasnya sehingga
flora bakteri usus juga dimatikan dan keseimbangan bakteri normal juga
terganggu. Untuk menghindari hal ini maka dianjurkan pemakaian antibiotika yang tidak merusak flora usus yang normal,
misalnya Penisilin V dan Eritromisin.
kuman, ketularan kuman sekali lagi dengan kuman yang sama. Ini terutama terjadi
pada pemakaian Antibiotika spectrum luas, karena
kegiatannya demikian luasnya sehingga
flora bakteri usus juga dimatikan dan keseimbangan bakteri normal juga
terganggu. Untuk menghindari hal ini maka dianjurkan pemakaian antibiotika yang tidak merusak flora usus yang normal,
misalnya Penisilin V dan Eritromisin.
d. Beberapa
Antibiotika mempunyai batas keamanan yang sempit antara dosis terapetik dan
toksisitasnya.
Antibiotika mempunyai batas keamanan yang sempit antara dosis terapetik dan
toksisitasnya.
Efek toksik yang
mungkin timbul adalah Nefrotoksisitas
dan ototoksim dari golongan aminoglikosida, anemia aplastik oleh kloramfenikol.
mungkin timbul adalah Nefrotoksisitas
dan ototoksim dari golongan aminoglikosida, anemia aplastik oleh kloramfenikol.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
Antibiotika yang rasional disesuaikan dengan beberapa cara antara lain sebagai
berikut:
1. Pemberian
resep yang tepat
resep yang tepat
2. Penggunaan dosis
uang tepat
uang tepat
3. Lama pemberian
obat yang tepat
obat yang tepat
4. Interval pemberian
obat yang tepat
obat yang tepat
5. Kualitas obat yang
tepat
tepat
6. Efikasi harus
sudah terbukti
sudah terbukti
7. Aman pada
pemberiannya
pemberiannya
8. Terjangkau oleh
penderita
penderita
Penggolongan Antibiotika
Berdasarkan
aktifitasnya Antibiotika dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
aktifitasnya Antibiotika dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Antibiotika yang
mempunyai aktivitas sempit (Narrow
Spechtrum).
Antibiotika ini hanya aktif terhadap beberapa jenis bakteri, yang termasuk
golongan ini adalah : penisilin, streptomisin, neomisin, basitrasin, polimiksin
B.
mempunyai aktivitas sempit (Narrow
Spechtrum).
Antibiotika ini hanya aktif terhadap beberapa jenis bakteri, yang termasuk
golongan ini adalah : penisilin, streptomisin, neomisin, basitrasin, polimiksin
B.
2. Antibiotika yang
mempunyai aktivitas luas (Broad Spechtrum). Aktibiotika ini aktif terhadap semua jenis bakteri, baik Gram positif maupun negatif,. Antibiotika ini diharapkan dapat
mematikan sebagian besar bakteri, termasuk virus-virus tertentu dan protozoa.
Yang termasuk ke dalam antibiotika golongan ini adalah tetrasiklin,
kloramfenikol, rifamfisin, ampisilin.
mempunyai aktivitas luas (Broad Spechtrum). Aktibiotika ini aktif terhadap semua jenis bakteri, baik Gram positif maupun negatif,. Antibiotika ini diharapkan dapat
mematikan sebagian besar bakteri, termasuk virus-virus tertentu dan protozoa.
Yang termasuk ke dalam antibiotika golongan ini adalah tetrasiklin,
kloramfenikol, rifamfisin, ampisilin.
Mekanisme
Kerja Antibiotika
Kerja Antibiotika
Mekanisme kerja Antibiotika umum dapat bersifat antara
lain:
1. Menghambat metabolisme-metabolisme sel
mikroba (Sulfonamid, Trimetropin, Sulpon).
mikroba (Sulfonamid, Trimetropin, Sulpon).
2. Menghambat
sintersis dinding sel mikroba (Penisilin, Sefalosporin, Basitrasin, Sikloserin).
sintersis dinding sel mikroba (Penisilin, Sefalosporin, Basitrasin, Sikloserin).
3. Mengganggu Permebilitas
membran sel mikroba ( Polimiksin,
golongan polien)
membran sel mikroba ( Polimiksin,
golongan polien)
4. Menghambat
sintesis protein sel mikroba (golongan Aminoglikosida, Makrolida, Linkomisin, Tetrasiklin dan
Kloramfenikol).
sintesis protein sel mikroba (golongan Aminoglikosida, Makrolida, Linkomisin, Tetrasiklin dan
Kloramfenikol).
5. Menghambat
sintesis asam nukleat sel mikroba ( Rifampisin dan golongan Kuinolon).
sintesis asam nukleat sel mikroba ( Rifampisin dan golongan Kuinolon).