Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
Table of Contents
- 1. Klasifikasi Ilmiah:
- 2. Ciri-ciri Fisik Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- 3. Sebaran Geografis dan Habitat Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- 4. Perilaku Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- 5. Suara Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- 6. Makanan Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- 7. Reproduksi Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- 8. Perawatan dalam Penangkaran Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- 9. Status Konservasi Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- 10. Peran Budaya Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- Kesimpulan:
Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata), yang dikenal dengan suara merdunya dan penampilannya yang elegan, adalah salah satu spesies burung yang sangat populer di Indonesia dan Asia Tenggara. Sebagai bagian dari keluarga Columbidae, burung ini sering dianggap simbol keberuntungan dan kedamaian dalam berbagai kebudayaan, terutama dalam masyarakat Jawa.
Di Indonesia terdapat di Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok. Menurut Soemadi dan Muthalib (1995) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keindahan soars pada burung perkutut adalah jenis makanan. Pakan burung ini berupa padi-padian berupa beras merah, ketan hitam, gabah dan jawawut.
1. Klasifikasi Ilmiah:
- Kingdom: Animalia
- Filum: Chordata
- Kelas: Aves
- Ordo: Columbiformes
- Famili: Columbidae
- Genus: Geopelia
- Spesies: Geopelia striata
2. Ciri-ciri Fisik Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- Ukuran: Burung ini memiliki panjang tubuh sekitar 25 hingga 30 cm, termasuk ekor yang agak panjang.
- Bulu: Warna bulu burung ini umumnya abu-abu muda dengan corak garis-garis hitam atau cokelat pada bagian dada dan punggung, memberi kesan berbintik halus. Warna ini membantu mereka berkamuflase dengan baik di lingkungan alami mereka.
- Kepala dan Leher: Kepala berwarna abu-abu terang, dengan garis putih di sekitar leher yang membentuk kerah halus. Leher seringkali terlihat lebih cerah dari tubuhnya.
- Paruh: Paruhnya ramping dan berwarna kekuningan atau kecokelatan, tipis, cocok untuk memakan biji-bijian.
- Kaki: Kaki berwarna merah muda atau pucat, cukup kuat untuk menopang tubuhnya di atas permukaan tempat bertengger.
- Ciri khas: Garis hitam di tenggorokan dan pola berbintik pada dada adalah ciri khas utama burung ini.
3. Sebaran Geografis dan Habitat Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- Habitat Asli: Burung perkutut jawa tersebar luas di seluruh pulau Jawa, Indonesia, dan beberapa bagian Asia Tenggara. Mereka juga ditemukan di Malaysia, Thailand, Myanmar, dan Filipina.
- Lingkungan: Perkutut jawa lebih suka habitat terbuka seperti kebun, hutan perbukitan, lahan pertanian, dan daerah pemukiman manusia. Mereka bisa ditemukan di berbagai tingkat ketinggian, dari dataran rendah hingga pegunungan.
4. Perilaku Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- Sosial: Burung perkutut jawa adalah jenis burung yang cukup sosial dan sering ditemukan dalam kelompok kecil atau pasangan. Namun, mereka juga dapat memiliki perilaku teritorial, terutama saat musim berkembang biak.
- Aktivitas Harian: Perkutut lebih aktif di pagi hari dan sore hari. Mereka suka bertengger di pohon-pohon rendah atau pagar untuk mencari makanan dan beristirahat.
- Penerbangan: Meskipun mereka mampu terbang, perkutut lebih sering berjalan di tanah dan jarang terbang dalam jarak yang sangat jauh. Penerbangan mereka cenderung pendek dan terarah.
5. Suara Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
Salah satu daya tarik utama dari perkutut jawa adalah suaranya yang khas dan merdu. Suara mereka berbunyi “tuit…tuit…tuit” dengan ritme yang berulang, yang dalam budaya Jawa dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kedamaian. Burung ini sering dipelihara di rumah-rumah, toko-toko, dan tempat-tempat lain untuk menciptakan suasana yang tenang dan harmonis. Suaranya juga digunakan dalam berbagai ritual adat.
6. Makanan Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- Pola makan: Burung perkutut jawa adalah burung pemakan biji-bijian (granivora), terutama biji rumput dan tanaman kecil. Mereka juga memakan buah-buahan tertentu dan sesekali serangga kecil. Mereka membutuhkan asupan makanan yang seimbang untuk mempertahankan energi dan kesehatan.
- Makanan yang disukai: Jagung, millet, biji bunga matahari, dan biji kacang-kacangan adalah beberapa jenis pakan yang disukai perkutut jawa.
- Air: Akses terhadap air bersih sangat penting bagi mereka, baik untuk minum maupun untuk mandi.
7. Reproduksi Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- Musim Bertelur: Burung perkutut jawa tidak terikat pada musim kawin tertentu. Mereka bisa berkembang biak sepanjang tahun, meskipun umumnya musim hujan adalah waktu yang lebih aktif untuk bertelur.
- Pembangunan Sarang: Perkutut jawa membangun sarangnya di pohon-pohon rendah atau tempat bertengger yang aman. Sarang mereka terbuat dari ranting kecil, daun, dan material lain yang mudah ditemukan di alam.
- Jumlah Telur: Betina perkutut jawa biasanya bertelur dua butir per kali bertelur. Kedua induk akan bergantian mengerami telur selama sekitar 12 hingga 14 hari hingga telur menetas.
- Perawatan Anak: Setelah menetas, anak burung perkutut diberi makan oleh kedua induknya dengan “susu burung,” yang merupakan sekresi yang diproduksi oleh induk untuk memberi nutrisi pada anak-anaknya.
- Pertumbuhan: Anak burung perkutut tumbuh dengan cepat dan dalam waktu sekitar dua minggu mereka mulai belajar terbang dan mencari makan sendiri.
8. Perawatan dalam Penangkaran Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
- Kandang: Burung perkutut dapat dipelihara dalam kandang besar dengan banyak tempat bertengger dan ruang untuk bergerak. Kandang yang ideal adalah yang memiliki ruang terbuka yang aman agar mereka bisa merasakan kebebasan.
- Kebersihan: Menjaga kebersihan kandang sangat penting, karena perkutut rentan terhadap infeksi jika kandangnya kotor.
- Makanan: Mereka memerlukan makanan yang kaya akan biji-bijian, seperti jagung, millet, dan pakan burung khusus yang tersedia di toko hewan peliharaan. Pemberian buah segar sesekali juga sangat dianjurkan.
- Pola Sosial: Perkutut sangat menyukai interaksi sosial dengan sesama burung, namun sebaiknya jangan memelihara lebih dari satu pasangan dalam satu kandang kecil agar tidak menimbulkan perselisihan antar burung.
9. Status Konservasi Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
Burung perkutut jawa secara umum tidak terancam punah, tetapi populasinya dapat terpengaruh oleh perubahan habitat, perusakan lingkungan, dan penangkapan liar untuk perdagangan burung peliharaan. Walaupun status konservasi mereka tidak tergolong kritis, penting untuk menjaga keberlanjutan spesies ini dengan melestarikan habitat alami mereka.
10. Peran Budaya Burung Perkutut Jawa (Geopelia Striata)
Dalam masyarakat Indonesia, terutama Jawa, suara perkutut jawa dianggap membawa keberuntungan dan ketenangan. Burung ini sering dipelihara untuk tujuan feng shui, dengan harapan dapat membawa kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi pemiliknya. Di beberapa daerah, suara perkutut jawa juga digunakan dalam upacara adat atau keagamaan sebagai bagian dari ritual untuk memperoleh keberkahan.
Kesimpulan:
Burung perkutut jawa (Geopelia striata) merupakan burung yang sangat khas dengan suara merdunya, penampilan yang menawan, serta makna simbolis yang mendalam dalam kebudayaan Indonesia. Sebagai burung pemakan biji-bijian, perkutut jawa memiliki peran ekologis yang penting dalam menyebarkan benih tanaman. Keberadaannya juga memiliki nilai budaya yang tinggi, menjadikannya sebagai burung peliharaan yang dicintai oleh banyak orang.