Burung Tekukur | Streptopelia Chinensis
Table of Contents
- 1. Ciri-ciri Fisik Burung Tekukur
- 2. Penyebaran dan Habitat Burung Tekukur
- 3. Pola Hidup Burung Tekukur
- 4. Makanan Burung Tekukur
- 5. Reproduksi Burung Tekukur
- 6. Perilaku Suara Burung Tekukur
- 7. Peran Ekologis Burung Tekukur
- 8. Hubungan dengan Manusia
- 9. Konservasi Burung Tekukur
- 10. Fakta Menarik Burung Tekukur
- Kesimpulan
Burung Tekukur (Streptopelia chinensis) adalah salah satu jenis burung yang termasuk dalam keluarga Columbidae, yang juga mencakup merpati dan tekukur lainnya. Burung ini dikenal dengan berbagai nama di Indonesia, seperti “tekukur”, “merpati tekukur”, atau “tekukur asia”. Tekukur memiliki suara khas yang sering terdengar dalam lingkungan sekitar mereka, serta penampilan yang menarik dengan warna tubuh yang cukup mencolok.
1. Ciri-ciri Fisik Burung Tekukur
- Ukuran: Burung tekukur memiliki ukuran tubuh yang cukup kecil hingga sedang, dengan panjang tubuh sekitar 25–30 cm dari ujung paruh hingga ujung ekor.
- Warna bulu: Warna tubuh burung tekukur didominasi oleh warna abu-abu pucat atau cokelat muda, dengan sedikit garis-garis hitam di bagian leher dan sayap. Di bagian bawah tubuh, bulu cenderung berwarna lebih terang. Pada bagian leher, terdapat tanda khas berupa pola bergaris hitam yang berbentuk setengah lingkaran.
- Mata: Memiliki mata berwarna merah atau coklat yang memberikan kesan tajam.
- Ekor: Ekornya agak panjang dan bercabang, dengan ujung yang sering terlihat sedikit terbelah.
- Suara: Salah satu ciri khas dari burung tekukur adalah suara panggilan mereka yang terdengar seperti “tekukur” atau “te-ku-kur”, yang menjadi sumber asal usul nama mereka.
2. Penyebaran dan Habitat Burung Tekukur
Burung tekukur dapat ditemukan di berbagai daerah di Asia, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, India, dan China. Burung ini juga tersebar luas di wilayah-wilayah tropis dan subtropis. Mereka lebih suka tinggal di habitat terbuka seperti kebun, taman, dan ladang, namun juga sering terlihat di sekitar pemukiman manusia, karena dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan buatan.
Meskipun lebih suka daerah terbuka, burung tekukur juga dapat ditemukan di pinggiran hutan dan kawasan dengan banyak vegetasi yang menyediakan tempat berlindung dan makanan.
3. Pola Hidup Burung Tekukur
- Sosial: Burung tekukur adalah burung yang cenderung hidup berkelompok. Mereka sering terlihat dalam kawanan kecil hingga sedang, meskipun ada juga yang hidup soliter. Dalam kelompoknya, burung ini saling berinteraksi dan menjaga hubungan yang cukup erat.
- Aktivitas: Burung tekukur aktif pada pagi dan sore hari, mencari makan atau beristirahat di cabang-cabang pohon. Mereka cukup jinak dan tidak terlalu takut dengan keberadaan manusia, sehingga sering terlihat dekat pemukiman.
4. Makanan Burung Tekukur
Burung tekukur adalah pemakan biji-bijian, terutama biji tanaman seperti padi, jagung, dan biji-bijian lainnya yang bisa mereka temukan di ladang atau kebun. Mereka juga dapat memakan buah-buahan, terutama buah yang jatuh ke tanah. Secara umum, mereka lebih memilih makanan yang mudah diakses dan dapat ditemukan di lingkungan sekitar mereka.
5. Reproduksi Burung Tekukur
- Musim kawin: Burung tekukur tidak memiliki musim kawin yang sangat spesifik dan dapat berkembang biak sepanjang tahun, tergantung pada ketersediaan sumber makanan dan kondisi lingkungan.
- Sarang: Burung ini membuat sarangnya dari ranting-ranting kecil yang disusun dengan sederhana di pohon-pohon atau di atap bangunan. Sarang biasanya diletakkan di tempat yang relatif aman dari predator.
- Telur dan Inkubasi: Betina biasanya bertelur 1–2 butir telur dalam setiap kali bertelur. Proses inkubasi berlangsung sekitar 12–15 hari, dan baik jantan maupun betina secara bergantian mengerami telur. Setelah menetas, kedua induk akan bergantian memberi makan anak-anaknya dengan cairan yang diproduksi oleh induk betina yang disebut sebagai “cairan pelipisan”, yang kaya akan nutrisi.
6. Perilaku Suara Burung Tekukur
Suara burung tekukur sangat khas dan menjadi ciri utama mereka. Panggilan mereka sering terdengar seperti “tekukur” atau “te-ku-kur”, yang terdengar berulang-ulang dalam urutan yang lambat. Panggilan ini biasanya digunakan untuk menandai wilayah teritorial mereka atau sebagai bentuk komunikasi antar sesama burung.
7. Peran Ekologis Burung Tekukur
Burung tekukur berperan penting dalam ekosistem sebagai pemakan biji-bijian. Dengan cara ini, mereka membantu dalam penyebaran biji dan mendukung pertumbuhan tanaman baru. Selain itu, karena kebiasaannya yang sering ditemukan di sekitar pemukiman manusia, mereka juga dapat membantu mengurangi populasi serangga yang menjadi hama tanaman.
8. Hubungan dengan Manusia
Di beberapa tempat, burung tekukur dikenal sebagai simbol kedamaian dan sering dianggap sebagai burung yang membawa keberuntungan. Dalam budaya Indonesia, burung ini sering kali dijadikan peliharaan karena suaranya yang menenangkan dan penampilannya yang menarik.
Namun, ada juga daerah di mana burung tekukur dianggap sebagai hama karena mereka kadang-kadang dapat memakan biji tanaman pertanian, terutama tanaman padi.
9. Konservasi Burung Tekukur
Secara umum, burung tekukur tidak termasuk dalam kategori spesies yang terancam punah. Mereka memiliki populasi yang stabil dan cukup mampu beradaptasi dengan lingkungan manusia. Walau begitu, hilangnya habitat alami akibat urbanisasi atau perubahan penggunaan lahan dapat berdampak pada populasi mereka di beberapa tempat.
10. Fakta Menarik Burung Tekukur
- Burung tekukur dapat terbang dengan cara yang sangat elegan dan lincah meskipun ukuran tubuhnya relatif kecil.
- Dalam banyak budaya, suara burung tekukur dianggap melambangkan ketenangan, kedamaian, atau kesetiaan.
- Tekukur adalah salah satu burung yang mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan, sehingga dapat hidup di dekat pemukiman manusia.
Kesimpulan
Burung tekukur (Streptopelia chinensis) adalah burung yang cukup mudah dikenali dengan suaranya yang khas dan penampilan tubuhnya yang menarik. Mereka adalah burung yang cukup jinak dan dapat beradaptasi dengan lingkungan manusia. Meskipun umumnya tidak termasuk dalam spesies yang terancam punah, peranannya dalam ekosistem dan hubungannya dengan manusia menjadikannya burung yang memiliki tempat tersendiri dalam budaya dan kehidupan sehari-hari.