6 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Remaja

Masa remaja adalaha masa
perkembangan psikologis anak untuk menjadi seorang anak yang mulai tumbuh
dewasa atau biasa dikenal dengan masa peralihan dari masa keanak-anak menjadi
orang dewasa. Dimasa ini anak remaja biasanya sukanya meniru gaya atau stile
orang yang dikaguminya sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan bimbingan dari
orang tua agar anak remajanya tidak salah gaya yang dapat membuat rusak untuk
masa depannya.

Tapi kebanyakan orang tua tidak mengetahui dalam mendidik anak remaja mereka
tidak tau bakat apa yang dimiliki anaknya sehingga bakat anaknya itu terkandas
karena kesalahan dari orang tua.


Berikut beberapa kesalahan orang
tua dalam mendidik anak remaja mereka:

1. Salah persepsi

Seringkali orang tua menanamkan persepsi yang salah tentang diri sendiri
juga persepsi tentang keberhargaan diri dalam diri anak anaknya baik secara
sadar attau tidak sadar hal ini mempengaruhi pertumbuhan psikologis anak.
Ketika orang tua mengajarkan persepsi yang salah kepada diri anak, sebenarnya
saat itulah orang tua sedang menanam ranjau ranjau psikologis yang sewaktu
waktu dapat meledak.

Persepsi salah yang seperti apakah yang sering dan tanpa disadari dilakukan
orang tua kepada anak anaknya..? Contoh kecil saja, banyak orang tua yang
memaksakan anaknya harus baik dalam segala hal. Adalah menjadi kebanggaan dan
keberhargaan diri bagi orang tua jika anak anaknya memiliki prestasi diatas
rata rata teman teman lainnya.
Orang tua sering menganggap buruk terhadap anak laki-laki yang
mengekspresikan emosi negative, orang tua juga sering meminta anaknya untuk
tidak melakukan kesalahan bahkan menurut orang tua meminta pertolongan adalah
salah dan memalukan.
Ibarat bom waktu, seorang anak bukan saja membutuhkan perhatian, pujian,
dan teguran. Keseimbangan akan hal itu akan membuat sang anak merasa dicintai
dan dikasihi. Namun sayang karena kesibukan perkerjaan dan rutinitas banyak
orang tua membiarkan anak anaknya tumbuh dengan sendirinya sehingga ketika
masalah timbul barulah sang orang tua sibuk mencoba menjadi orangtua yang baik
atau bijaksanana.
Kesibukan orang tua kadang membuat mereka tak ada waktu lagi untuk anak
anaknya, tak ada waktu lagi menemani belajar, bahkan tak ada waktu lagi
bersenda gurau. Bahkan kadang lupa memberi apresiasi kepada anaknya yang
berprestasi, baru ketika anak berbuat salah maka orang tua sibuk memberikan
perhatian dan sok bijak.

2. Tidak Konsisten

Adalah perangkap masalah umum ketika orang tua tidak lagi konsisten dalam
mengasuh anak. Para orang tua memiliki berbgai macam alasan untuk membenarkan
ketidak konsistenan terhadap anak anaknya. Apapun alasannya, ketidak
konsintenan dapat memperbesar variasi prolem terhadap perilaku anak anaknya.
Lalu muncul pertanyaan pertanyaan pada diri saya “manakah yang lebih baik anak
anak tumbuh di dalam keluarga otoriter atau permisif…? Sebenarnya yang
terpenting adalah adanya aturan yang bisa di prediksi dan konsisten.

3. Komunikasi tertutup

Komunikasi adalah hal atau faktor terpenting dalam mengasuh dan mendidik
anak anaknya. Jika anak anak berpikir bahwa mereka dapat berbicara dengan orang
tua mereka tentang perasaan dan hidup mereka, Jika ketika mereka berhasil atau
gagal bisa dan mampu menyampaikan secara terbuka kepada orang tuanya, dengan
begitu mereka akan merasa dimiliki dan diperhatikan. Sehinga anak anak akan
merasa bermakna bagi diri juga orang tuanya.

4. Problem solver

Banyak anak dan remaja sekarang menjadi anggota generasi bingung, kalau mau
ditelusuri ke latar belakang pengasuhan mereka, biasanya ditemui bahwa orang
tua mereka kebanyakan berfungsi sebagai problem solver bagi anak anaknya.
Akibatnya anak anak mereka mengalami over-provided dan hidupnya menjadi pasif.
Lalu apa alasan orang tua menjadi problem solver..? Alasan klasiknya adalah
orang tua ingin membahagiakan anak anaknya, orang tua tak ingin anaknya
mengalami masalah dalam hidupnya.

5. Tidak ada keteladanan

Seringkali orang tua menggunakan teknik dalam membangun dan mendidik anak
anak dengan cara memerintah, meminta anak anaknya melakukan apa yang di
katakan, padahal hal yang tak kalah pentingnya keteladanan memberikan pengaruh
yang sangat kuat dan positif. Anak anak perlu diberi contoh, dan bukan dengan
diperintah. Contoh kecil, banyak orang tua berharap anak anaknya cerdas, lalu
para orang tua memerintahkan anaknya untuk belajar apapun dan bagaimanapun
caranya. Mungkin dengan memberi contoh dan mengajaknya belajar akan beda,
karena penerimaan anakpun akan merasa dirinya diperhatiakan orang tuanya.

6. Pilih waktu untuk bermain dengan anak anak

Sebagai orang dewasa kadang para orang tua lupa bagaimana menjadi seorang
anak kecil. Banyak orang tua terjebak dalam kesibukan sehari hari untuk mencari
nafkah dan membayar cicilan rumah, tapi banyak orang tua lupa bahwa anak anak
juga butuh bermain. Anak anak butuh berfantasi dan mengembangkan
kreatifitasnya. Jangan sibukkan anak anak dengan berbagai macam les sepanjang
minggu. Niatnya baik tapi belum tentu caranya benar, kadang les yang tidak
disukai anak tidak menyelesaikan persoalan justru menambah persoalan bagi si
anak.

Demikianlah mengenai beberapa kesalahan sebagai orang tua dalam mendidik anak mungkin ada tambahan yang akan menjadi inspirasi dari sahabat pembaca tinggalkan tambahan dalam sebuah komentar ya. semoga bermanfaat.
Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Penyebab Layanan berlangganan via email dari Feedburner dihentikan

Next Post

Apa Yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Spesifikasi Server

Related Posts
Total
0
Share