Internet of Things (IoT)
Internet of Things atau sering disingkat IOT adalah sebuah konsep dengan tujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata adapun contoh bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan jaringan international melalui sensor principle tertanam dan selalu aktif. Pada dasarnya, net of Things mengacu pada benda principle dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis internet. Istilah IoT ini awalnya disarankan oleh Kevin Sir Frederick Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di Massachusetts Institute of Technology.
Casagras (Coordination and support action for international RFID-related activities and standardisation) mendefinisikan net of Things, sebagai sebuah infrastruktur jaringan international, principle menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi. Infrastruktur terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan jaringannya. Semua ini Akan menawarkan identifikasi obyek, detector atausenseor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. hal tersebut juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.
SAP (Systeme, Anwendungen und Produkte) mendefinisikannya sebagai berikut Dunia di mana benda-benda fisik diintegrasikan ke dalam jaringan informasi secara berkesinambungan, dan di mana benda-benda fisik tersebut berperan aktif dalam proses bisnis. Layanan yang tersedia berinteraksi dengan ‘obyek pintar’ melalui internet, mencari dan mengubah status, mereka sesuai dengan setiap informasi yang dikaitkan, disamping memperhatikan masalah privasi dan keamanan.
ETP EPOSS mendefinisikannya sebagai Jaringan yang, dibentuk oleh hal-hal atau benda yang memiliki identitas, pada dunia maya yang beroperasi di ruang itu dengan menggunakan kecerdasan antarmuka untuk terhubung dan berkomunikasi dengan pengguna, konteks sosial dan lingkungan.
Pada sejarahny Internet of Things (IoT), sebuah istilah yang belakangan ini mulai ramai ditemui namun masih banyak yang belum mengerti arti Dari istilah ini. Sebetulnya hingga saat ini belum tersedia definisi standar mengenai internet of Things, namun secara singkat internet of Things bisa dibilang adalah di mana benda-benda di sekitar kita dapat berkomunikasi antara satu sama lain melalui sebuah jaringan seperti internet.
Ide awal internet of Things pertama kali dimunculkan oleh Kevin Sir Frederick Ashton pada tahun 1999 di tidak benar satu presentasinya. Kini banyak perusahaan besar mulai mendalami dunia internet of Things sebut saja Intel, Microsoft, Oracle, dan banyak lainnya.
Banyak yang memprediksi bahwa internet of Things adalah “the next big thing” di dunia teknologi informasi, hal ini karena net of Things menawarkan banyak potensi principle bisa digali. Contoh sederhana implementasi dari internet of Things misalnya adalah kulkas yang dapat memberitahukan kepada pemiliknya via SMS atau email tentang makanan dan minuman apa saja yang sudah habis dan harus distok lagi.Bagi pengembang, kini banyak perusahaan yang menyediakan berbagai macam program untuk membantu pengembang dalam mengembangkan produk berbasis internet of Things. salah satu yang menyediakan program ini adalah Intel dengan IoT Developer Program mereka.
Jika kita melihat Iranian language Indonesian Inggrisnya pengertian dari internet of Things adalah internet dari peralatan-peralatan. Dibahasakan lebih mudah adalah bagaimana koneksi internet dari peralatan-peralatan yang biasa digunakan.
Dalam industri, peralatan-peralatan dapat dirancang untuk memberikan informasi mengenai kondisinya. Misalnya ada peralatan yang membutuhkan bahan bakar, dan peralatan tersebut memancarkan informasi status bahakn bakarnya secara periodik ke suatu peralatan lain melalui jaringan internet. Dengan adanya sistem ini, maka kita dengan mudah memantau peralatan-peralatan yang digunakan dalam kantor kita. Memudahkan pemantauan akan mengindarkan kita dari situasi suatu mesin tidak berfungsi karena terlambat melakukan pemeliharaan.
Terkait dalam aplikasi pada industri di atas, akan banyak dikembangkan sensor-sensor untuk mengkuantisasi dari status peralatan-peralatan tersebut. Dalam aplikasi dalam rumah tangga, saat kita belok ke halaman depan rumah kita, garasi langsung membuka. Pada saat garasi membuka, lampu ruangan dan AC akan langsung menyala. Saat ini sudah ada konsorsium yang merumuskan standarisasi komunikasi antar peralatan ini. Dengan adanya standarisasi ini, maka akan banyak peralatan yang terhubung antara satu dengan yang lain.
Pada hakekatnya, benda Internet atau Internet of Things mengacu pada benda yang dapat di identifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai popular melalui Auto-ID Center di MIT berikut publikasi analisa pasar yang terkait.
Salah satu wujud dari Intenet of Things yang ajap kali disebutkan, adalah sistem RFID (radio-frequency identification) yang menjadi komponen dipersyaratkan. Andaikan semua benda, mahluk maupun insan dalam kehidupan sehari-hari dapat diidentifikasi secara elektronik, maka mereka bisa dikelola dan diinventarisasi oleh komputer.
Kecuali RFID (radio-frequency identification), sebagai tagging dapat juga digunakan teknologi seperti near field communication, barcode, kode QR dan watermarking digital. Dengan demikian misalnya, bisnis mungkin tidak lagi kehabisan stok atau menghasilkan produk-produk limbah, dimana pihak yang terlibat akan tahu lebih dini produk mana saja yang dibutuhkan dan dikonsumsi. Disisi lain, kemungkinan atas penyalahgunaan terhadap informasi yang terhimpun juga tidak boleh diremehkan.
Berdasarkan penelitian ABI Research, pada tahun 2020 diperkirakan akan terdapat lebih dari 30 miliar perangkat yang terhubung secara nirkabel melalui Internet of Things (atau Internet of Everything).
Cara Kerja Perangkat IoT berkomunikasi
Sebuah perangkat IoT memiliki sebuah radio yang dapat mengirim dan menerima koneksi wireless. Protokol wireless IoT didesain untuk memenuhi beberapa servis dasar: Beroperasi dengan daya dan bandwidth yang rendah, dan bekerja dalam jaringan mesh. Beberapa perangkat bekerja pada frekuensi bidang 2.4 GHz, yang juga digunakan oleh Wi- Fi dan Bluetooth, dan cakupan sub-GHz. Frekuensi sub-GHz tersebut termasuk 868 dan 915 MHz, memiliki keuntungan dalam rendahnya interferensi.
Perangkat-perangkat IoT terhubung dalam sebuah jaringan mesh satu sama lain dan mengirimkan sinyal seperti pelari dalam lari estafet. Jaringan ini berebalikan dengan jaringan tersentralisasi. Cakupan transmisi dari perangkat IoT dalam jaringan mesh ialah Lebih Kurang 9 meter hingga lebih dari 90M. Karena perangkat dalam jaringan mesh mampu untuk “mentransfer” sinyal, tentu mereka dapat terhubung dengan ribuan sensor dalam suatu area yang luas, seperti sebuah kota, dan beroperasi dengan selaras. Jaringan mesh memiliki kemampuan tambahan untuk bekerja di sekitar area perangkat yang gagal (tidak terkoneksi).
Protokol jaringan mesh IoT antara lain Z-Wave Alliance, Zigbee Alliance, dan Insteon, yang juga bekerja sama dengan vendor. Protokol-protokol tersebut tidak memiliki interoperabilitas, yang berarti mereka tidak mampu untuk bekerja sama antar beberapa macam sistem, meskipun dapat juga dihubungkan melalui hubs (akan dibahas lebih lanjut). Zigbee merupakan protocol terbuka (open protocol), namun banyak kritik yang menyatakan tidak semua pengimplementasiannya harus sama. ZigBee menyediakan sertifikasi untuk memastikan standar pengaplikasian. Insteon dan Z-Wave merupakan protokol berpaten, sehingga standarisasi implementasinya lebih terjamin. Untuk meningkatkan skalabilitas akses komunikasi IoT, setelah bekerja keras sejak tahun 2007, akhirnya kita memiliki 6LoWPAN sebagai standar integrasi IP pada jaringan IoT berdaya rendah
Mengapa daya dan bandwidth yang rendah penting untuk IoT
Beberapa perangkat IoT akan mendapatkan daya dari listrik. Namun sebagian besar, seperti pengunci pintu dengan sensor yang berdiri sendiri, akan menggunakan baterai. Perangkat-perangkat ini mengirim dan menerima sedikit informasi secara berselang atau periodik. Maka dari itu, daya tahan baterai dalam perangkat IoT dapat berselang antara 1.5 hingga 10 tahun. Pada saat pembuat sistem IoT, Insteon, bisa menggunakan kedua komunikasi radio dan powerline yang dapat mengirim data melalui pengkabelan yang ada juga via radio, yang menawarkan reliabilitas pengiriman data lebih tinggi.
Metode dan Pengimplementasian
Metode yang digunakan oleh Internet of Things adalah nirkabel atau pengendalian secara otomatis tanpa mengenal jarak. Pengimplementasian IOT sendiri biasanya selalu mengikuti keinginan dari developer dalam pengembangan sebuah aplikasi yang ia ciptakan apabila aplikasi-nya itu diciptakan dengan tujuan membantu monitoring sebuah ruangan maka pengimplementasian IOT itu sendiri harus mengikuti alur diagram pemrograman mengenai sensor dalam sebuah rumahyakni berapa jauh jarak agar ruangan dapat dikontrol dan kecepatan jaringan internet yang digunakan. Pada perkembangan teknologi revolusi 4.0 jaringan dan Internet seperti kehadiran IPv6, 4G, dan Wimax, sehingga bias membantu pengimplementasian iot menjadi lebih optimal dan memungkinkan jarak yang dapat di lewati menjadi semakin jauh sehingga semakin memudahkan kita dalam mengontrol sesuatu.