Hubungan BIOS dan ROM
BIOS memang berkaitan erat dengan ROM, sebab sebagian besar BIOS yang terdapat di dalam perangkat keras komputer disimpan di dalam ROM, baik PROM, EPROM, EEPROM, Flash ROM, ataupun jenis ROM lainnya. Namun, setelah tahun 1995, EEPROM dan Flash Memory lebih banyak digunakan daripada jenis ROM lainnya karena BIOS yang terdapat pada kedua jenis ROM ini mudah dihapus dan ditulisi lagi sehingga membuka kemungkinan
dilakukannya update BIOS. lalu apa Hubungan BIOS dan ROM
BIOS adalah perangkat lunak (software) yang terdapat pada komputer dan berfungsi untuk menginisialisasi dan menguji perangkat keras (hardware) saat komputer dinyalakan. BIOS juga menyediakan antarmuka antara sistem operasi dan perangkat keras komputer, sehingga sistem operasi bisa berfungsi dengan baik.
ROM adalah jenis memori komputer yang hanya bisa dibaca (read-only) dan tidak dapat diubah atau ditulis secara langsung oleh pengguna atau perangkat keras (kecuali dengan teknik tertentu seperti pemrograman ulang ROM). ROM digunakan untuk menyimpan data atau perangkat lunak yang tidak perlu diubah, seperti firmware.
Hubungan BIOS dengan ROM:
Fungsi BIOS dalam ROM: Ketika komputer dinyalakan, CPU pertama kali mencari dan memuat BIOS dari ROM ke dalam memori utama (RAM) untuk menjalankan tugas-tugas dasar seperti menginisialisasi perangkat keras dan memuat sistem operasi. BIOS yang tersimpan dalam ROM memungkinkan komputer untuk memulai proses booting tanpa memerlukan perangkat penyimpanan lain.
BIOS disimpan dalam ROM: Pada umumnya, BIOS disimpan dalam ROM, karena BIOS berisi perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan komputer, dan memori ROM dapat mempertahankan data meskipun komputer dimatikan (karena sifatnya yang tidak volatil).
Update BIOS seringkali diperlukan oleh para pengguna komputer karena beberapa alasan, antara lain:
lebih baru, sebab pengguna komputer baru saja mengganti prosesor yang lama
dengan prosesor tipe baru untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik.
yang baru dipasangkan karena BIOS yang lama belum memberikan dukungan pada
perangkat tipe baru tersebut.
pada BIOS yang lama.
menyediakan BIOS versi baru untuk meningkatkan kemampuan produk mereka atau untuk membuang bug-bug yang mengganggu. Adanya bug-bug pada BIOS biasanya baru diketahui setelah BIOS tersebut dirilis. Oleh karena itu BIOS yang ber-bug harus di-update dengan BIOS versi yang lebih baru yang merupakan edisi perbaikan dari BIOS yang lama.
Kode dari Boot Block akan mem-verifikasi BIOS untuk mengetahui apakah BIOS dalam kondisi normal atau rusak. Apabila BIOS dalam kondisi normal (tidak rusak), komputer segera mengeksekusi BIOS itu sendiri. Sebaliknya, bila ternyata BIOS mengalami kerusakan, maka boot block akan menampilkan pesan di layar monitor agar pengguna komputer melakukan pemrograman (pengisian) BIOS lagi dengan menggunakan versi BIOS yang sama atau di-update dengan versi BIOS yang lebih baik. Program BIOS yang digunakan untuk meng-update biasanya disimpan di dalam disket, di dalamnya tersimpan flash memory programmer dan image BIOS.
Secara singkat, BIOS adalah perangkat lunak yang penting dalam proses booting komputer, dan ROM adalah tempat BIOS disimpan agar bisa dijalankan setiap kali komputer dinyalakan.