• slot gacor 2024slot danasigma168
  • Sejarah Kota Malang - kktara.com

    Sejarah Kota Malang

    Balaikota MalangKota Malang,
    adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada di
    dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya,
    dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota
    terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal dengan julukan kota pelajar.
    Nama “Malang” sampai saat ini
    masih diteliti asal-usulnya oleh para ahli sejarah. Para ahli sejarah masih
    terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas asal-usul
    nama “Malang”. Sampai saat ini telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai
    asal-usul nama Malang tersebut.
    Malangkucecwara yang tertulis di
    dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa merupakan nama sebuah
    bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti
    Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih  tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan
    di satu tempat antara Surabaya-Malang. Namun demikian dimana letak sesungguhnya
    bangunan suci Malangkucecwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh
    kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung
    Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana
    terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas
    kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, disebelah barat
    kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang.
    Pihak yang lain menduga bahwa
    letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, satu
    tempat di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih
    terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga
    berasal dari kata Malankuca yang diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga
    dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di daerah
    tersebut, seperti Candi Jago dan Candi Kidal, yang keduanya merupakan
    peninggalan zaman Kerajaan Singasari.
    Dari kedua hipotesa tersebut di
    atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal
    dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkucecwara  itu. Apakah daerah di sekitar Malang
    sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu.
    Sebuah prasasti tembaga yang
    ditemukan akhir tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya
    Malang, dalam satu bagiannya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid
    Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti
    dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu
    sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………” Dari
    bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari
    tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu. Dari prasasti inilah diperoleh
    satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad 12
    Masehi.
    Hipotesa-hipotesa terdahulu,
    barangkali berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal
    dari kata “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti
    Malang). Alkisah Sunan Mataram  yang
    ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk menduduki daerah
    Malang. Penduduk daerah itu melakukan perlawanan perang yang hebat. Karena itu
    Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu menghalang-halangi, membantah
    atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu pula daerah tersebut bernama
    Malang. Timbulnya Kerajaan Kanjuruhan 
    tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal
    pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang,
    telah berkembang menjadi Kota Malang.
    Setelah kerajaan Kanjuruhan, di
    masa emas kerajaan Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih
    ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah
    pertanian yang amat subur. Ketika Islam menaklukkan Kerajaan Majapahit  sekitar tahun 1400, Patih Majapahit melarikan
    diri ke daerah Malang. Ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang
    merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan yang maju.
    Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat
    sisa-sisa bangunan bentengnya yang kokoh bernama Kutobedah  di desa Kutobedah. Adalah Sultan Mataram dari
    Jawa Tengah yang akhirnya datang menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah
    mendapat perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.
    Seperti halnya kebanyakan
    kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan
    berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda. Fasilitas
    umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda.
    Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya [[Ijen
    Boullevard]] dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh
    keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi
    harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang
    memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali
    dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di
    sana.
    Pada masa penjajahan kolonial
    Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan wilayah “Gemente” (Kota). Sebelum tahun
    1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju
    tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini
    merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964,
    kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”. Semboyan baru ini
    diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut
    sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok
    kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat
    candi yang bernama Malangkucecwara.
    Kota malang mulai tumbuh dan
    berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai
    di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan
    masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai
    kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun
    bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat
    pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
    * Tahun 1767 Kompeni Hindia
    Belanda memasuki Kota
    * Tahun 1821 kedudukan Pemerintah
    Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
    * Tahun 1824 Malang mempunyai
    Asisten Residen
    * Tahun 1882 rumah-rumah di
    bagian barat Kota di dirikan dan Kota didirikan alun-alun di bangun.
    * 1 April 1914 Malang di tetapkan
    sebagai Kotapraja
    * 8 Maret 1942 Malang diduduki
    Jepang
    * 21 September 1945 Malang masuk
    Wilayah Republik Indonesia
    * 22 Juli 1947 Malang diduduki
    Belanda
    * 2 Maret 1947 Pemerintah
    Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
    * 1 Januari 2001, menjadi
    Pemerintah Kota Malang.
    Geografis
    Terletak pada ketinggian antara
    440 – 667 meter diatas permukaan air laut. 112,06° – 112,07° Bujur Timur dan
    7,06° – 8,02° Lintang Selatan, dengan dikelilingi gunung-gunung :
    * Gunung Arjuno di sebelah Utara
    * Gunung Semeru di sebelah Timur
    * Gunung Kawi dan Panderman di
    sebelah Barat
    * Gunung Kelud di sebelah Selatan
    Iklim
    Kondisi iklim Kota Malang selama
    tahun 2006 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,2 °C – 24,5 °C.
    Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,3 °C dan suhu minimum 17,8 °C . Rata
    kelembaban udara berkisar 74% – 82%. dengan kelembaban maksimum 97% dan minimum
    mencapai 37%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti
    perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil
    pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso curah hujan yang relatif tinggi
    terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan
    pada bulan Juni, Agustus, dan Nopember curah hujan relatif rendah.

    sumber :
    http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang
    Total
    0
    Shares
    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Previous Post

    Referensi Analisis Metode PIECES Menurut Para Ahli

    Next Post

    Sejarah Kampung Ambon

    Related Posts
    Total
    0
    Share